JAKARTA, investor.id – Jika di krisis 1998 kita mengenal kisah Lo Kheng Hong yang meraup untung ratusan persen dari pasar modal Indonesia, di krisis tahun 2020 kita perlu juga mengenal sosok Andry Hakim yang juga mendapatkan untung hingga ratusan persen dari hasil investasinya di pasar modal Indonesia. Anak muda ini mengaku meraih cuan hingga puluhan miliar di masa pandemi.

Telah mengenal saham dari pekerjaan sebelumnya, namun pemuda asal Jakarta ini baru mulai berinvestasi saham pada tahun 2017.

Bermodal awal investasi saham senilai Rp 1 miliar dari hasil tabungan kerja dan usahanya, Andry mengaku sempat apes, dananya tergerus saat pasar mengalami crash akibat pandemi pada Mei 2020, sehingga uangnya malah hanya tersisa tidak lebih dari Rp 500 juta.

Tidak putus asa dan pantang menyerah, pemuda ini berhasil membalikkan kerugian dan meraup untung hingga  ribuan persen dengan berinvestasi di beberapa saham bank digital seperti ARTO, BBHI, BNBA, dan BBYB. Dengan modal yang tersisa tanpa menambah modal, Andry berhasil meraup keuntungan dari hanya Rp 500 juta menjadi lebih dari Rp 40 miliar.

Seperti yang terlihat di akun media sosialnya, pemuda ini sering membagikan tips dan konten tentang saham kepada para followers-nya. Andry juga sering mengikuti kompetisi trading yang diadakan sekuritas-sekuritas di Tanah Air, seperti Mirae Asset Sekuritas dan Saham Rakyat.

Dengan username trading Sleeping Dragon, Andry sempat beberapa kali menjadi juara 1 di Mirae Trading Championship dan juara 2 Trading Value Transaction di aplikasi Saham Rakyat milik Kaesang Pangarep, dengan nilai transaksi lebih dari Rp 91 miliar dalam seminggu.

Saat ditanya apa kuncinya, Andry menyebut fokus dan teliti, itu yang paling penting. Lalu, pelajari perusahaan secara berulang-ulang dan mau turun ke lapangan untuk mengecek perusahaan tersebut, serta lihat juga market trend ke depan ke arah mana dan kebijakan pemerintah.

“Saya pernah mendapat keuntungan besar dari trading saham KAEF dan INAF. Karena saat itu pemerintah ada kebijakan untuk pengadaan vaksin Covid-19. Lalu, saya pernah juga untung trading di ANTM karena kebijakan pemerintah soal holding perusahaan baterai BUMN,” tuturnya.

“Tapi keuntungan terbesar saya adalah berinvestasi jangka panjang di ARTO yang setelah rights issue pertama saya beli di harga rata-rata Rp 463 per saham, lalu saya jual di harga Rp1 5.000-16.000an. Jadi, keuntungan saya sampai dengan 2.000% lebih. Di situlah, titik keuntungan terbesar saya,” ungkap Andry di Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Andry juga mengatakan bahwa dia mendapatkan keuntungan multibagger ratusan persen dari saham BBHI, BNBA, dan BBYB.

“Itupun saya dapat karena kebijakan pemerintah yaitu OJK membuat peraturan bahwa semua bank mini harus memiliki modal inti Rp 3 triliun, kalau tidak cukup modal maka bank tersebut akan diturun kelaskan menjadi BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Saat itu saya menyimpulkan bahwa bank pasti gak mau turun kelas menjadi BPR jadi mereka yang tidak punya modal inti Rp 3 triliun pasti akan memilih untuk menjual banknya ataupun mencari investor yang lebih besar untuk diajak bekerja sama. Jadi, saat itu saya berinvestasi di bank mini. Makanya dapatlah saham BBHI, BNBA dan BBYB,” jelasnya.

Sebelum pandemi, Andry mengatakan juga sering berpergian pulang pergi ke Tiongkok. Dia menyadari bahwa tren digital banking oleh WeBank saat itu juga sedang booming. Dia merasa apa yang terjadi di Tiongkok pasti cepat atau lambat juga akan terjadi di Indonesia.

“Namun dari sekian banyak keuntungan, saya juga kadang masih salah. Karena namanya investasi gak ada yang bisa prediksi hasilnya 100%. Kalau memang salah, analisa kita harus berani cutloss dan pelajari salahnya dimana. Kalau floating loss terbesar saya pernah Rp 2-4 miliar sehari, tapi kalau cutloss trading terbesar saya Rp 500 juta gak sampai sehari, baru beli langsung saya jual sebelum closing,” terangnya.

Saat ini, Andry bersama rekannya bernama Douglas juga sedang membangun start-up miliknya yang bernama Stockwise. Stockwise membuka kelas edukasi setiap bulannya untuk membantu dan mengajarkan masyarakat indonesia untuk dapat mulai berinvestasi saham dengan baik dan benar menggunakan pendekatan fundamental dan value investing. Perusahaan Stockwise miliknya juga sebagai tempat konsultasi untuk teman-temannya yang mau melakukan IPO perdana, tetapi masih awam dengan dunia pasar modal.

“Ke depannya, Stockwise berencana untuk launching aplikasi edukasi milik kami sendiri sehingga dapat lebih memudahkan masyarakat Indonesia untuk bisa mendapatkan akses edukasi financial yang lebih mudah, efektif, dan affordable,” pungkasnya.

https://investor.id/investory/329267/fokus-dan-teliti-anak-muda-ini-cuan-besar-di-pasar-saham/2